Kembalinya Ide Betara Betari Datah Setelah Ratusan Tahun
Pada tanggal 18 Oktober 2024, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Desa Adat Bugbug, Karangasem. Setelah ratusan tahun absen, Ide Betara Betari dari Desa Adat Datah akhirnya hadir kembali ke Pura Gumang dalam prosesi sakral Aci Gumang 2024. Hadirnya Betara-Betari ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat, karena terakhir kali Betara Datah hadir di Gumang sudah sangat lama hingga menjadi kenangan bagi generasi sebelumnya.
Aci Gumang 2024 ini merupakan Panca Desa Jangkep dengan kehadiran Betara-Betari dari Desa Adat Datah sebanyak 21 jempana. Prosesi yang megah ini tidak hanya menunjukkan kekuatan spiritual tetapi juga memperkuat ikatan persaudaraan antar desa dalam lingkup Panca Desa.
Antusiasme Krama Menyambut Momen Sakral Usaba Gumang
Semangat masyarakat terlihat begitu besar dalam menyambut prosesi Usaba Gumang tahun 2024. Suasana haru bercampur bahagia menyelimuti Pura Gumang saat para krama menyaksikan langsung prosesi munggah-nya Betara ke Pura. Tak hanya krama dari Panca Desa (Bugbug, Jasri, Bebandem, Ngis, dan Datah) yang hadir, namun juga masyarakat dari luar desa yang turut menyaksikan acara sakral tersebut.
Di bawah kepemimpinan Jero Nyoman Purwa Ngurah Arsana sebagai Keliang Desa Adat Bugbug, prosesi Aci Gumang 2024 berjalan dengan tertib dan penuh khidmat. Persiapan matang yang dilakukan oleh Prajuru Era Baru bersama krama desa membuat acara ini berlangsung lancar, walaupun skala acaranya tergolong besar dan melibatkan Panca desa.
Keramaian yang Menghiasi Pura Gumang
Usaba Gumang 2024 menjadi magnet bagi puluhan ribu krama. Diperkirakan sekitar 50 ribu orang dari berbagai desa tumpah ruah memenuhi area Pura Gumang. Suasana semakin meriah ketika iring-iringan jempana dari Desa Adat Datah tiba di pura. Antusiasme masyarakat terlihat dari sorak sorai yang mengiringi kedatangan para Betara-Betari.
Tidak hanya itu, jalan raya provinsi jurusan Amlapura-Denpasar mengalami kemacetan total sejak pukul 15.00 hingga 23.00 WITA. Kemacetan terjadi terutama pada saat Ide Betara munggah ke Pura Gumang. Meskipun begitu, masyarakat tetap bersabar karena mereka memahami pentingnya prosesi ini dalam menjaga harmoni dan tradisi leluhur.
Simbol Kekuatan Spiritualitas dan Persatuan
Aci Gumang merupakan salah satu upacara adat terbesar di Desa Bugbug Karangasem, dengan tujuan menjaga keseimbangan alam semesta dan memohon keselamatan bagi seluruh krama. Kegiatan ini bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga perwujudan dari kebersamaan dan persatuan masyarakat Panca Desa.
Kehadiran Betara Betari dari Desa Datah kali ini memiliki makna spiritual yang mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan harmonis antar Panca desa semakin kuat dan erat. Masyarakat percaya bahwa dengan hadirnya Betara Datah, kesejahteraan dan kedamaian akan selalu tercurahkan di Panca Desa.
Tantangan dalam Menjaga Kelancaran Aci Gumang
Di balik kesuksesan pelaksanaan Aci Gumang 2024, terdapat tantangan yang cukup berat. Ada kelompok yang mencoba untuk mengganggu kelancaran prosesi Usaba Gumang 2024 dengan mengatasnamakan masyarakat. Mereka mencoba memanfaatkan momentum sakral ini untuk menimbulkan kericuhan.
Namun, berkat koordinasi yang baik antara aparat keamanan, pecalang, dan para pemangku adat, situasi tetap terkendali. Langkah preventif telah dilakukan jauh hari sebelumnya dengan melibatkan berbagai pihak untuk menjaga keamanan. Pada akhirnya, provokasi yang terjadi tidak sampai mengganggu prosesi, dan Aci Gumang tetap berlangsung dengan hikmat.
Apresiasi Masyarakat Terhadap Kepemimpinan Keliang Desa Adat Bugbug
Keberhasilan Jero Nyoman Purwa Ngurah Arsana sebagai Keliang Desa Adat Bugbug dalam menyelenggarakan Aci Gumang 2024 mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. Tidak hanya karena kelancaran upacara, tetapi juga karena kesuksesan menghadirkan Betara-Betari dari Desa Datah, yang sebelumnya tidak pernah terjadi selama beberapa generasi.
Selama masa kepemimpinannya, Jero Nyoman Purwa Ngurah Arsana selalu berupaya menjaga persatuan antar desa dalam lingkup Panca Desa. Keterbukaan dalam berkomunikasi dengan para tokoh adat dan pemuka masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi potensi konflik serta menjaga keharmonisan di Desa Bugbug.
Membangun Generasi Peduli Adat dan Budaya
Aci Gumang 2024 tidak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda. Banyak anak muda yang dilibatkan dalam persiapan hingga pelaksanaan acara, mulai dari penyambutan hingga membantu mengatur lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap adat dan budaya sejak dini.
Para tetua desa juga memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan menghormati leluhur. Dengan demikian, Aci Gumang 2024 menjadi bukti bahwa tradisi tidak hanya dilestarikan oleh generasi tua, tetapi juga diteruskan oleh kaum muda dengan penuh kebanggaan.
Refleksi dan Harapan di Masa Depan
Momen bersejarah ini akan terus dikenang sebagai simbol kebangkitan dan persatuan masyarakat Panca Desa. Warga berharap ke depan Aci Gumang tetap menjadi perayaan sakral yang membawa berkah, kedamaian, dan kebersamaan. Kesuksesan tahun ini juga menjadi motivasi untuk terus menjaga persatuan dan memelihara tradisi secara konsisten.
Aci Gumang 2024 bukan hanya sekadar upacara adat, tetapi juga momentum yang mengukuhkan kembali kekuatan spiritual dan sosial masyarakat. Melalui momen ini, masyarakat Bugbug dan desa-desa sekitarnya belajar bahwa persatuan dan kesetiaan pada tradisi adalah kunci untuk menjaga keharmonisan bersama.
Di tengah perubahan zaman dan modernisasi, semangat menjaga adat istiadat harus tetap menyala. Masyarakat Desa Bugbug dan Panca Desa lainnya akan terus menjaga tradisi leluhur sebagai wujud bakti kepada para Betara-Betari serta menghormati perjuangan para pendahulu yang telah menjaga warisan budaya dengan penuh cinta dan pengabdian.