Pembangunan Gapura Sang Hyang Ambu Momentum Bangkitnya Desa Adat Bugbug
Pembangunan Gapura Sang Hyang Ambu Menjadi Momentum Bangkitnya Desa Adat Bugbug Menuju Perubahan
Pembangunan Gapura Sang Hyang Ambu saat ini merupakan sebuah momentum akan bangkitnya desa Adat Bugbug menuju sebuah perubahan yang fundamental untuk kesejahteraan masyarakat, baik dibidang ekonomi, sosial dan budaya. Berkembangnya dunia teknologi saat ini benar benar dijadikan sebuah kesempatan untuk mengembangkan destinasi wisata yang ada di wilayah desa Adat Bugbug. Dengan semangat dan antusias masyarakat untuk pemgembangan sektor pariwisata, sehingga kedepannya masyarakat bisa menjadi subjek dalam dunia usaha pariwisata di daerahnya.
Tujuan Pembangunan Dan Penataan Area Sang Hyang Ambu
1. Mengurai Kemacetan Ketika Ada Upacara Adat
Sang Hyang Ambu selama ini yang merupakan jalan Provinsi sering mengalami kemacetan baik dari arah Candidasa dan dari arah kota Karangasem, apalagi ketika ada upacara di Pura Gumang, kemacetan sepanjang jalan bisa sampai 10 kilo meter. Hal ini tentu sangat mengganggu akan pengguna jalan, belum lagi ketika musim hujan, jalan sepanjang Sang Hyang Ambu yang berlika liku sering terjadi longsor bisa membahayakan pengguna jalan tersebut dan malah sebelumnya pernah beberapa kali memakan korban jiwa pengguna jalan.
Hal ini sangat menjadi perhatian Jero Kelihan Desa Adat Bugbug I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, yang akhirnya memutuskan untuk menata area Sang Hyang Ambu agar bisa memberikan keamanan dan kenyamanan baik bagi masyarakat desa Bugbug ketika mengadakan upacara adat di Pura Gumang dan bagi pengguna jalan yang melintas.
2. Menjadi Obyek Wisata Baru di Karangasem:
Sang Hyang Ambu yang berlokasi di desa adat Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem kini mulai di tata dan dikembangkan menjadi objek wisata baru di Karangasem melihat potensi akan keindahan pemandangan yang sangat bagus, dimana kita bisa melihat lautan lepas, matahari terbit, perbukitan dan area persawahan di sekitar desa Bugbug.
Indahnya pemandangan dan adanya kera kera di sekitar Sang Hyang Ambu menjadi daya tarik para wisatawan yang datang. Melihat pemandangan sekitar sambil memberi makan kera kera dapat memberikan kesan indah dalam perjalanan wisata di Bali.
Kedepan akan dibuat wahana untuk atraksi atraksi wisata dengan melibatkan masyarakat agar bisa menarik para wisatawan baik domestik dan Internasional datang ke Sang Hyang Ambu, desa Bugbug. Dengan dibukanya Sang Hyang Ambu menjadi obyek wisata baru di Karangasem maka akan menjadi sumber penghasilan baru buat desa Adat dan akan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk kesejahtraan masyarakat.
Menyerap Ratusan Tenaga Kerja
Dengan adanya pembangunan Gapura Sang Hyang Ambu, dapat menyerap ratusan tenaga kerja saat ini. Diperkirakan akan terus meningkat. Situasi Covid-19 yang berkepanjangan membuat masyarakat umumnya kehilangan akan pekerjaan mereka, sehingga mengakibatkan pengangguran di mana mana. Berbeda halnya dengan masyarakat sekitar desa Bugbug yang mendapat pekerjaan karena adanya pembangunan Sang Hyang Ambu saat ini. Hal ini menjadi sebuah kesempatan bagi mereka karena disaat situasi sulit mereka masih bisa menghidupi keluarga mereka.
Disamping para pekerja yang mendapat gaji harian, banyak juga masyarakat ikut membantu bergotong royong dalam proyek pembangunan Gapura Sang Hyang Ambu. Dengan ketulusan hati mereka ngayah secara bergilir tanpa mengenal lelah.
Pura Gumang adalah sebuah Pura yang di empon oleh panca desa yaitu, desa Bugbug, desa Bebande, desa Jasri, desa Datah dan desa Ngis sehingga banyak juga dari warga panca desa tersebut juga ikut ngayah secara bergiliran sebagai wujud bakti kepada Ida Betara Gede Gumang.
Disamping masyarakat yang tinggal di desa Bugbug, banyak juga warga desa Bugbug yang tingga di rantauan yang tergabung dalam Ikatan Warga Bugbug (IWB) ikut ngayah bergotong royong diantaranya adalah IWB Denpasar, IWB Pancasari, IWB Semara Pura dan laian lain.
Jalan Nyuh Ngawit Akses Jalan Baru Menuju Bukit Gumang
Dalam proyek pembangunan Gapura Sang Hyang Ambu juga membuat sebuah jalan alternatif dibuat dari Nyuh Ngawit Candidasa sekitar 2,5 kilo meter perjalanan menuju Bukit Gumang. Jalan dikeruk menggunakan 2 eskavator besar mengingat kerasnya bukit yang dikeruk. Jalan ini dibuat untuk bisa menjadi jalan alternatif menuju Pura Gumang menggunakan kendaraan terutama ketika ada upacara besar, untuk memudahkan mobilisasi segala peralatan dan perlengkapan upacara termasuk juga prioritas untuk para lansia.
Jalan Nyuh Ngawit menuju Pura Gumang melalui sebuah pemandangan nan indah, dimana kita bisa melihat lautan lepas, obyek wisata Candidasa, Gili Kuan dan Gili Biaa, Depo minyak Tanah Ampo, Gunung Agung dan perbukitan sekitar. Daerah Nyuh Ngawit, desa Bugbug juga merupakan tempat yang cukup indah dan cocok dijadikan sebagai objek wisata baru untuk bisa menarik para wisatawan yang datang ke Bali, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadi sumber penghasilan untuk mensejahtrakan masyarakat sekitar.